PSIKOLOGI IBLIS

Sabtu, 19 Desember 2009

"Ya Allah tangguhkanlah aku sampai hari kebangkitan. Maka Allah menjawab "sesungguhnya engkau termasuk orang yang diberi penangguhan." (Al-A'raf: 14-15).
Dialog tersebut merupakan percakapan yang terdapat dalam Al-quran antara Allah dan Iblis. Percakapan itu terjadi pada awalnya ketika Allah hendak menciptakan manusia pertama, Nabi Adam. Allah berfirman kepada malaikat bahwa Dia akan menjadikan khalifah di muka bumi. Kemudian para malaikat memprotes mengapa harus menciptakan manusia yang notabene selalu merusak dan menumpahkan darah di muka bumi. Kemudian "kami lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui," jawab Allah. Setelah penciptaan manusia pertama selesai, maka Allah segera memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam. Seluruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam karena mematuhi perintah Allah swt., bukan sujud menyembah, melainkan sujud tawadhu’. Akan tetapi ada satu makhluk yang rebel dengan perintah Allah tersebut, namanya iblis.
Alkisah, dalam tafsir At-Thabari, nama iblis sebenarnya adalah Haris, yang dalam bahasa Indonesia berarti penjaga. Disebut penjaga karena tugas sehari-hari Haris (Iblis) adalah menjaga salah satu pintu surga. Karena pembangkangan itulah dia disebut sebagai iblis. Iblis, dalam kamus Al-Muhith, berarti putus asa dan kacau pikirannya, disorganisasi. Ketika itu iblis merupakan makhluk pesimis dari rahmat Allah dan otaknya pun tidak sistematis.

Menguak sisi psikologis yang terjadi pada iblis, ada beberapa alasan yang membuat iblis merasa sombong dan membanggakan diri ketika itu. Pertama, dari segi penciptaan, iblis merasa lebih baik penciptaannya dikarenakan Allah menciptakan dia dari api dan menciptakan manusia dari tanah. Dan menurut Iblis, api itu lebih baik dari tanah. Allah swt. berfirman:

Artinya: Allah bertanya kepada Iblis: "Apa yang menyebabkan kamu enggan bersujud kepada Adam? Kemudian Iblis menjawab: "Aku ini lebih baik darinya Engkau menciptakan aku dari api sedangkan Engkau menciptakan dia (Adam) dari tanah (al-A'raf:12)

Kedua, secara filosofis, karakter tanah adalah rendah, selalu di bawah dan selalu diinjak-injak. Sedangkan karakter api adalah selalu meninggi, dimanapun dia berada, bahkan ketika api ditunggingkan ke bawah, maka akan tetap selalu mengarah ke atas. Sehingga sesuai dengan bahan dasarnya, iblis selalu meninggikan diri dan gengsi untuk bersujud kepada Adam. Kemudian Allah berfirman:

Artinya: "keluarlah dari surga karena tidak pantas bagimu untuk menyombongkan diri di dalamnya. "Maka pergilah! karena sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terhina." Kemudian Iblis berkata: "tangguhkanlah aku sampai hari kebangkitan. Dan Allah menjawab: "sesungguhnya kamu termasuk orang yang diberi penangguhan." (al-Araf:13-15)

Sekalipun iblis telah mendurhakai Allah, akan tetapi Allah mengabulkan doa iblis sebagaimana yang tercantum dalam surat al-A'raf:15 di atas. Salah satu kelebihan iblis, yang mungkin, manusia sekalipun banyak yang doanya tidak langsung dikabulkan oleh Allah. Dalam doa tersebut iblis meminta kepada Allah agar diberi umur yang panjang sampai hari kiamat terjadi. Allah mengabulkan permintaan iblis tersebut.

Tujuan iblis minta penangguhan adalah mengganggu para keturunan Adam untuk mengikuti jalannya yang tidak lurus. Dengan sebab pengabulan doa tersebut, iblis tidak akan pernah mati bahkan dia akan selalu beranak-pinak sampai hari kebangkitan datang. Hari kebangkitan di sini bukan berarti hari dibangkitkan manusia, akan tetapi ketika ditiupkan sangkakala pertama. Janji iblis akan mengganggu anak cucu Adam tertulis dalam Al-quran:

Iblis Berkata: "karena engkau menghukumi aku sesat, maka aku akan menyesatkan hamba-Mu dari jalan yang lurus. Kemudian aku akan datangi mereka dari hadapan mereka, dari belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka sampai Engkau tidak mendapati mereka ada yang bersyukur (al-A'raf :16-17)

Satu lagi karakter iblis yang secara psikologis digemari oleh sebagian manusia, kreatif. Iblis memiliki kreativitas yang tinggi. Dia mempunyai network yang kokoh, sehingga dia dapat memposisikan dirinya tergantung kepada lawan bicaranya. Jika lawannya adalah sekelas S1, maka iblis pun mengeluarkan yang tarafnya S1 juga, jika lawannya magister, maka iblis yang meladeni adalah magister pula. Jika lawannya doktor, maka kreativitas iblis kelas doktorlah yang akan meladeni orang tersebut, begitu pula seterusnya. Namun, jangan sampai kreativitas itu disalahgunakan. Jika ingin kreatif, salurkan kepada hal-hal yang positif.
Mari kita tengok negeri kita. Kita mungkin akan berpikir betapa iblisnya sang koruptor di negeri kita. Betapa tidak, iblis koruptor di negeri kita memiliki high-creativity sehingga mampu menjebloskan penegak hukum ke penjara, membuat aparat keamanan tunduk, dan mampu menumpulkan otak-otak profesor.

Kesimpulan

Tentunya Allah swt., yang Maha Tahu, mempunyai maksud tertentu mengapa Dia mengabulkan doa iblis tersebut. Tujuan Allah mengabulkan doa iblis tersebut adalah untuk menguji keimanan manusia, siapa diantara mereka yang beriman, dan siapa diantara mereka yang kafir. Jika ditinjau dari sisi psikologis, keberadaan iblis bisa dijadikan sebagai motivasi eksternal bagi kita untuk selalu waspada karena mereka senantiasa ada di sekitar kita untuk mengganggu kita, untuk mengajak bergabung dalam rekrutmen yang diadakan oleh jamaah sesat mereka setiap saat, kapanpun dan dimana pun. Karena jika kita sudah masuk jamaah mereka maka neraka jahanam akan menjadi tempat paling tepat untuk kita. Nauudzu billah min dzalik.

Sebagai motivasi, iblis saja, ketika berdoa, doa mereka diterima. Apalagi kita, yang notabene, merupakan makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk Allah yang lain. Tentunya, dengan sugesti positif yang kita punya, Allah akan memprioritaskan kita, mengabulkan doa kita.

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah iblis tersebut adalah larangan bagi kita untuk menyombongkan diri kepada sesama makhluk bahkan kepada Allah. Karena dengan sombong berarti kita sudah menjadi keluarga besar Iblis, The big Family of Iblis. Dalam ajaran manapun, sombong atau takabur merupakan sifat tercela, terlarang dan termasuk ke dalam jenis-jenis psikopatologi (penyakit jiwa). Jangan pernah melihat sesuatu dari fisiknya, akan tetapi lihat hatinya. Karena Allah senidiri dalam hadis Nabi disebutkan bahwa Allah tidak melihat pada fisik dan harta manusia akan tetapi Allah melihat pada perbuatan dan hati manusia. Selain itu, kita kita harus membebaskan kreativitas tingkat tinggi kita untuk perilaku positif. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu rendah hati dan terhindar dari sifat takabur.

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template On The Road by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP